Ruang Mama Online Vol. 12 : Memulai Usaha Rumahan

                                                    Kulwap Memulai Usaha Rumahan 

Biodata Narasumber Kulwap Memulai Usaha Rumahan

Nama : Feb Azimatus Saidah

Panggilan : Feb

Domisili : Bogor

Pengalaman Usaha :

·       (Hobi) Dagang sejak SD hingga kuliah dengan berbagai jenis dagangan.

·       Membuka penitipan kucing saat koass Ebay seller saat di Australia, •Menjalankan usaha dagang pakaian anak di Indonesia saat masih di Australia (jarak jauh), mendirikan Sauvia saat masih di Australia pada tahun 2016 dan 100% dijalankan di Indonesia mulai tahun 2017.

Kenangan Terbaik :

·       Terpilih sebagai salah satu dari 100 besar brand dalam event seleksi Modestfff Bekraf tahun 2019.

·       Peserta terbaik Akademi Wirausaha FEB UI.

 

Memulai usaha ruimahan bersama mbak Feb Sauvia

Saat ini, usaha rumahan bukan lagi hal yang asing kita jumpai. Apalagi disaat menjelang bulan Ramadhan,  usaha rumahan menjadi opsi yang paling banyak dipilih oleh ibu-ibu rumah tangga. Namun sayangnya, masih banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang bingung bagaimana cara memulai suatu usaha rumahan, sehingga hal ini akan mengakibatkan tenggelamnya ide-ide yang mungkin sangat cemerlang dan bermanfaat. Oleh karena itu, Mama teman main bersama kak Feb Savia, akan mengupas mengenai tips memulai usaha dan bagaimana cara mengatasi masalah-masalah yang sering dijumpai saat memulai usaha.

Ada beberapa poin yang perlu di highlight mengenai bagaimana cara memulai usaha pada skala rumahan, yaitu:

1.     Mulai dari jenis usaha yang sesuai dengan passion, sesuai dengan modal, dan tentunya sesuai dengan keberanian kita dalam mengambil resiko.

2.     Kita dapat memilih opsi antara memproduksi sendiri atau menjual produk milik orang lain. Tentunya, kedua opsi tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.  Apabila memproduksi sendiri, kita dapat membranding sesuai dengan keinginan kita, namun resikonya lebih besar dibandingkan menjual produk milik orang lain. Demikian dengan opsi menjual produk milik orang lain, kita pasti kurang leluasa dalam menentukan harga, namun tidak dapat dipungkiri bahwa opsi ini memiliki resiko lebih kecil.

3.     Mencari informasi mengenai peluang yang paling dibutuhkan menjelang bulan ramadhan.

4.     Menggali ide baru untuk tampil berbeda dari usaha lain yang sudah ada.

5.     Pastikan usaha yang akan kita jalani tidak berbenturan dengan kepentingan keluarga.

6.     Mengikuti komunitas pengusaha dengan bidang yang sama untuk memperluas wawasan mengenai usaha itu sendiri.

7.     Mengikuti atau membuat komunitas untuk memperluas jejaring.

8.     Mempersiapkan dan memikirkan keberlanjutan usaha setelah bulan Ramadhan berakhir.

Q & A

1.     Mama Renny

PERTANYAAN

Nama saya Renny 35th, IRT, saat ini usaha saya hanya terima jasa pembuatan buket hujab mukena atau snack atau apapun yg bisa dibuat buket( usaha ini baru saya rintis beberap bolan lalu) , dari tahun 2016 saya sudah membuat  cookies untuk lebaran, respon teman2 kata mereka enak, brownies juga enak, tapi saya kurang pede mempromosikannya... bagaimana cara nya ya kak ... terima kasih...

JAWABAN:

Terimakasih Kak Renny. Keren usahanya, Kak. Apalagi sudah dimulai sejak tahun 2016, tentu sudah cukup memahami seluk beluk usahanya. Kurang pede biasanya karena kita kurang menerima kekurangan produk kita sendiri. Bagaimanapun kita sangat paham plus minus produk kita, kan? Jika ini yg terjadi, saran saya, sesuaikan ekspektasi kita dg produk kita. Misal produk kita bukan premium, ya tidak masalah, berarti segmen kita adalah konsumen di kelasnya. Kalau produk kita memang premium, mungkin kita perlu memperbaiki servis dan target pasar kita. Bisa jadi, karena kita merasa produk kita kurang diterima, padahal sebenarnya karena belum bertemu dengan target yg tepat sesuai dg produk kita. Misal, brownies premium, tp konsumen kita rata-rata memilih produk dengan kualitas dibawahnya karena pertimbangan biaya. Akibatnya, konsumen seperti ini tidak kembali. Kita mungkin berfikir, "testimoni bilang enak, tapi kok ga beli lagi?" Mungkin, jika ini yg terjadi, perlu membidik target konsumen premium lebih banyak. Selain itu, memperbaiki cara kita memasarkan. Belajar membuat iklan yang menarik. Misal foto produk dan story tellingnya. Juga kemasan produk yg baik. Ini akan sangat mempengaruhi rasa percaya diri kita untuk mempromosikan produk kita sendiri.

Kumpulkan testimoni pelanggan baik untuk meningkatkan trust konsumen maupun untuk menambah rasa percaya diri. Jangan lupa, kita harus menjadi fans nomer satu dari produk kita sendiri. Cintai produk dan layanan yg kita berikan.

2.     Bunda Kenzia

PERTANYAAN

Alu Mba Feb izin bertanya :

1. Langkah pertama apa yg harus dilakukan dalam memulai usaha fashion muslim sebagai brand pemula

2. Apakah perlu investasi junlah besar untuk memulai usaha?

3. Bagaimana cara bersaing dengan brand2 terkenal, apa yg harus dilakukan?

4.Apakah tidak apa2 jika brand yg kita bangun fashionya masih acak2an, belum punya idealisme tertentu yg membuat brand kita punya nilai tersendiri

5.Apakah harus memiliki konveksi sendiri? Karna kendala kerjasama dg konveksi lain masalah waktu produksi yg lama

6. Berapa  kali idealnya mengeluarkan model dalam 1 minggu

7. Perlukah endorse artis?

8. Tips ikut bazzar, dan apa yg harus disiapkan? Printilan2 sprti apa yg harus disiapkan?

9. Bagaimana kendala menentukan model2 baju yg akan di produksi?

Terimakasih.

JAWABAN

Halo, Bunda Kenzia. Terimakasih. Saya sharing berdasar yang saya jalani saja ya. Tentunya jawaban ini belum tentu sesuai kondisi pada usaha yg lain.

1. Pada dasarnya memulai usaha apapun perlu menentukan target pasar kita siapa, juga menilai kemampuan kita menyediakan produk/jasa. Dua hal itu harus "klik". Pelajari kira-kira  produk seperti apa yang sesuai dengan target pasar kita, atau sebaliknya, dengan produk yang kita hasilkan, kira-kira target pasar seperti apa yang bisa kita bidik.

2. Investasi, tentu kembali pada kemampuan kita. Seberapa modal yang berani kita keluarkan dan seberapa berani kita menanggung resiko. Dalam konteks usaha rumahan, tentu jangan sampai mengganggu keuangan keluarga.

3. Ibarat jodoh, brand kita perlu memantaskan diri jika ingin merebut hati konsumen brand lain yang lebih terkenal. Jika memang kualitas produk kita sepadan, tentu tidak terlalu sulit. Tinggal bagaimana kita membranding dan memberikan layanan baik sebelum maupun setelah terjadi transaksi, misalnya. Namun, menurut saya, kita tidak perlu terjebak dulu dengan ambisi persaingan dengan brand lain, apalagi brand besar. Mereka tentu punya "energi" yang lebih besar, baik dari SDM maupun modal. Untuk memulai usaha apalagi skala rumahan, dengan modal, SDM, alokasi waktu yg berbeda dg brand besar, yang perlu kita lakukan adalah realistis dan terus melakukan promosi dengan cara-cara organik maupun non organik ( tentu yang terjangkau) untuk memasarkan produk.

4. Untuk memulai, tidak ada yg salah. Sambil jalan bisa kita perbaiki. Pengalaman dan perjalanan waktu akan membawa kita mengerti bagaimana brand kita, siapa konsumen kita dan bagaimana agar keduanya terus bisa saling "klik".

5. Punya konveksi sendiri atau tidak, sama-sama mempunyai plus minus. Tergantung mana yang lebih sesuai dengan kondisi masing-masing.

6. Tergantung kemampuan kita mengelola dan menghasilkan produk. Juga tergantung kemampuan kita "melempar" pada konsumen. Seberapa cepat konsumen kita menyerap produk kita jg menjadi pertimbangan seberapa banyak kita memproduksi.

7. Tergantung kemampuan usaha kita. Apakah memang sudah punya budget untuk itu atau tidak.

8. Info bazar juga bs kita dapat dari komunitas. Selain info, tak jarang ada harga khusus untuk pemesanan stand secara berkelompok. Printilan tentu sesuaikan saja dengan kebutuhan produk yang akan kita bawa. Terkadang panitia bazar ada yang menyediakan beberapa perlengkapan, kadang tidak.

9. Kendala menentukan model? Hmm, apa ya, biasanya antara idealisme dan selera pasar. Terkadang dua hal itu perlu dikompromikan.

3.     Mama Restu

PERTANYAAN

Bagaimana caranya agar dropshiper atau reseller juga bisa sukses? Terima kasih banyak

JAWABAN

Halo Mama Restu, honestly saya tidak pandai mengelola reseller/dropshiper. Hanya beberapa saja yang menjadi dropshiper saya setelah teruji menjadi reseller. Karena terkadang beberapa yang mencoba menjadi reseller tidak benar-benar serius

So far, saya memberikan prosentase yang cukup untuk reseller

4.     Mama Renny

PERTANYAAN

Bagaimana, cara memulai memberikan harga secara terang-terangan?

JAWABAN

Nekat mbak. Nanti akan ketemu dengan konsumen yang pas. Kalau kita ga memasang harga, pada akhirnya kita akan lelah bertemu dg orang2 yg bukan jodoh kita. Ibaratnya seleksi sejak awal saja dg memasang harga

5.     Mama Restu

PERTANYAAN

Mba Feb klo boleh tahu mungkin dulu apakah permah menjadi reseller? Sblm mnj owner Sauvia. Mungkin ada pengalaman saat jd reseller untuk bs dpt profit yg bgs Mba?

JAWABAN

Pernah mbak. Reseller beli putus dari produk garmen di Bangkok. Saya lebih suka menjual produk yang sudah ada di tangan, jadi tahu plus minusnya. Sayangnya import garmen sekarang pajaknya tinggi. Eh bukan sayangnya ya harusnya, itu upaya pemerintah melindungi produk dalam negeri. Dengan resiko yang tak terlalu besar dibanding produksi sendiri, menjadi reseller itu cukup menjanjikan, mbak. Semua kembali pada usaha kita. Kalau serius, menjadi reseller justru lebih nyaman dan aman.

6.     Mama Renny

PERTANYAAN

Bagaimana tips dan rahasia suksesnya Mba?

JAWABAN

Tips J

Saya merasa belum apa-apa Mbak. Sukses itu perjalanan. Jadi terus saja berjalan. Hasil materi itu bukan ukuran sukses tidaknya usaha kita. Tapi apakah ada manfaat yang bisa kita berikan dari usaha ini.

 

 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Pages