Ruang Mama Online 8 : Aku Kenal Rupiah




Ruang Mama Online Vol. 08
Rabu, 18 Desember 2019
Jam: 19.30-20.30 WIB



NARASUMBER

RINGKASAN MATERI

Pada hari Rabu, 18 Desember 2019 yang lalu kami para mama dari komunitas Teman Main yang tergabung dalam Ruang Mama mengikuti Kuliah Whatsapp berkolaborasi dengan Teduh Mindful dengan narasumber Mba Shintya Rachma Utami, CFD yang akrab kita panggil dengan Mba Shintya. Kulwap kali mengangkat tema “AKU KENAL RUPIAH”, tema yang sangat seru sekali karena mengupas persiapan kita orangtua sebagai jembatan ilmu literasi keuangan pertama anak.

Sebelum masuk ke materi utama bagaimana menanamkan literasi keuangan awal pada anak, kita diajak oleh Mba Shintya untuk menata pemahaman kita terlebih dahulu bahwa pengelolaan keuangan pada anak bukan semata anak kenal mata uangnya, tapi lebih dari itu, kita harus menanamkan pada diri kita sendiri  mengenai VAC (Value, Aspirations, and Character) karena sebagai orangtua kita harus mewariskan nilai-nilai keluarga untuk membentuk nilai positif uang di benak anak-anak. VAC ini tertuang dalam konsep yang dijabarkan oleh Mba Shintya lewat “Mindful Finance” yaitu :

Value à nilai penting di keluarga yang ingin diterapkan ke anak.
Karakter à menghargai anak sebagai indivitu terpisah. Memberikan perkenalan Rupiah sesuai karakternya.
Aspirations à membimbing anak menemukan mimpinya dan menjadikan Rupiah sebagai jembatannya.

Dalam sekali ya ternyata makna dibalik literasi keuangan pada anak-anak. Mba Shintya juga mengajarkan bahwa pengenalan keuangan pada anak harus dilakukan menyesuaikan dengan tahap perkembangan anak itu sendiri. Mengenalkan pada anak usia 2 tahun tentu berbeda dengan cara kita mengenalkannya pada anak usia 6 tahun.

Anak-anak dapat mengenali fungsi uang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif yang mereka miliki. Berikut terlampir Teori Perkembangan Kognitif Piaget yang dapat menjadi landasan kita sebagai orangtua. Kali ini kita akan membahas untuk tahap umur anak 0-7 tahun. Berikut tahapannya yaitu :

1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun) : anak-anak mengeksplor dunia di sekitarnya berdasarkan panca indera (sensori) dan aktifitas motorik. Mengenalkan literasi keuangan pada tahap ini bisa lewat permainan seperti permainan puzzle dan membaca buku.
Tujuannya kita memberikan kehadiran utuh kita untuk anak-anak. Ini menjadi landasan awal bagi pengenalan uang yang positif.

2. Tahap Preoperasional (2-7 tahun) : anak-anak mulai berfikir secara simbolis dan belajar menggunakan kata-kata dan gambar untuk merepresentasikan objek. Masih terpaku pada bentuk konkret. Mengenalkan literasi keuangan pada tahap ini, bisa dimulai dengan mengenalkan bentuk fisik Rupiah kita. Contohnya mengenalkan beberapa bentuk ukuran uang koin, membuat list belanjaan jika kita mengajaknya ke supermarket, dan mengenalkan lewat permainan jual-beli. Pada usia ini kita juga bisa mulai memperkenalkan konsep uang saku pada anak. Uang saku jumlahnya disesuaikan dengan kondisi keuangan kita dan berdasarkan kesepakatan kita dengan anak-anak misalnya Rp. 5000 per minggu atau Rp. 1000 per hari.

Yang perlu diingat jika kita mulai mengenalkan konsep uang saku adalah kita harus memberikan batasan atau catatan yang jelas kepada anak, karena dengan begitu kita bisa mengajak anak untuk mulai belajar mengelola uang dengan baik. Berikut adalah hal yang perlu kita tanamkan sebagai awal dari melatih keahlian anak mengelola keuangan.


Di awal minggu kita bisa memberi uang saku sebesar Rp.5000. dari uang saku ini kita bisa ajak anak untuk menaruhnya ke dalam 3 kotak yang sudah disiapkan, Rp. 2000 untuk masuk ke kotak tabungan, Rp 1000 masuk ke kotak sedekah dan sisanya Rp. 2000 masuk ke kotak belanja, yang bisa digunakan untuk membeli jajanan yang anak suka. Mba Shintya mengajarkan bahwa sebaiknya kita menanamkan fungsi menabung dan memberi/sedekah terlebih dahulu kepada anak, baru fungsi belanjanya.

3. Tahap Operasional konkrit (7-11 tahun) : anak-anak mulai  berfikir secara logis, mengenal operasi (aturan) namun hanya berlaku untuk benda-benda fisik.

4. Tahap Operasional format (12-dewasa) : anak-anak sudah mulai dapat berfikir secara abstrak, dapat melihat beberapa alternatif penyelesaian masalah.

Menurut Joline Godfrey ada 7 tipe karakter anak berdasarkan gaya mengelola uang. Mengenali karakter anak terhadap uang bisa mulai kita amati sejak usia dibawah 6 tahun. Bagaimana kita tahu anak kita memiliki karakter-karakter tersebut? Kita harus lakukan OBSERVASI. Walaupun sebenarnya usia hingga 6 tahun, karakter tersebut belum terlalu menonjol. Namun dalam persiapan kita untuk membantu anak mengelola Rupiahnya, kita bisa mulai mengamati bagaimana anak bersikap terkait dengan uang dan kebutuhannya.


Disamping melakukan observasi untuk lebih memahami karakter anak berdasarkan gaya mengelola uang, kembali kita sebagai orangtua harus ingat tujuan utama kita dalam mengenalkan Rupiah yang sudah kita sepakati di awal yaitu mewariskan nilai-nilai keluarga untuk membentuk nilai positif uang di benak anak-anak karena nilai-nilai dalam keluarga inilah yang kelak akan terbawa hingga anak dewasa.

Menurut Mba Shintya, apabila anak tumbuh di keluarga yang tidak nyaman berbicara tentang uang, maka disaat dewasa dia juga tidak akan nyaman dengan topik ini. Untuk itu perlu sekali kita duduk bersama pasangan untuk sama-sama mendiskusikan nilai-nilai perihal keuangan sebagai sebuah unit keluarga.

Ada 5 pandangan terkait dengan MONEY FAMILY VALUES yaitu :
1. Nilai tentang penghasilan/pekerjaan
2. Nilai tentang belanja (kebutuhan vs keinginan)
3. Nilai tentang menabung (berapa yang ditabung)
4. Nilai tentang investasi (pemahaman terhadap resiko)
5. Nilai tentang memberi (bersedekah, aktif dalam komunitas, dan menginisiasi kegiatan sosial)


TANYA JAWAB

1. Mama Risa - Assalamualaikum kak harty., bagaimana jawaban nya.. Jika anak ingin membeli sesuatu, tp kita sdg tidak membawa uang.. anak nya malah blg.. Kan ada ATM.  🤭

Jawaban : 
Halo Mama Risa, waah sudah pintar sekali yaa :). Ini sering kali terjadi, karena anak suka memperhatikan kita sebagai orang tua. Kita kan juga sering berbelanja dengan kartu dan anak melihat kita bertransaksi dengan hal tersebut.

Yang bisa kita lakukan, kita bisa memberi pengertian bahwa kartu itu alat perantara. Sebelum bisa digunakan kartu harus dimasukkan uang dulu. Cara paling gampang dengan member contoh. Contohnya bisa dengan kartu prabayar.

1. Mama Risa siapkan kartu prabayar yang belum diisi (saldo Rp. 0)
2. Jelas kan pada anak bahwa kartu hanya alat bayar. Sebelum di gunakan, kartu harus diisi uangnya dulu. 
3. Ajak Anak ke indomaret/alfamaret. Trus jelas kan bahwa kita akan mengisi kartu atmnya.
4. Ajak Anak berpartisipasi mengisi kartu prabayar dengan memberikan uangnya (fisik). Misalnya Rp. 20.000.
5. Minta anak menyerahkan uang Rp. 20.000 ke kasir untuk mengisi kartu. 
6. Minta kasih untuk menunjukkan saldo sebelum diisi dan saldo setelah diisi. 
           
Semoga membantu yaa Mama Risa


2. Mama Harty : 

a. Apakah bisa diberikan contoh kegiatan pada tahap sensorik motor anak yang mengacu pada landasan awal pengenalan uang yang positif ke anak?

b. Apakah pengenalan uang ini bisa lewat permainan monopoli ? Atau mungkin ada rekomendasi permainan lainnya yg recomended untuk anak usia 5-6 thn 😊🙏

c. Kebetulan anak saya kenal jajan karena setiap jemput kakaknya pasti bertemu dgn kantin sekolah (pintu gerbang sebelahan sama kantin). Bagaimana ya Mba menanamkan ke anak agar kantin tdk mnj tempat kebiasaan baginya untuk jajan?

Jawaban : 
2. a. Pada tahap sensorik motorik anak sudah sangat sibuk sekali untuk tumbuh besar. Jadi sebaiknya kita tidak berekspektasi terlalu tinggi.

Yang bisa kita lakukan yaitu bercerita, membacakan buku, atau bermain dengan anak.

Misalnya :
1. Membaca buku-- cari buku tentang menabung. Baca kan cerita soal menabung pada anak.
2. Bisa memberikan celengan. Biar kan anak memegang2 (grasping) agar terbiasa tahu bahwa itu celengan.

2b. Untuk usia 5-6 tahun bisa banget lewat permainan monopoli. Tapi pilih monopoli Junior yaa Moms. Jenis monopoli junior lebih mudah dan memang disesuaikan dengan anak usia 5+

Tapi selain monopoli, kita bisa bermain perniagaan. Misalnya, si anak berperan menjadi penjual sayur, kita membeli dengan uang kertas yang dibuat sendiri. :)  cara ini juga akan lebih hemat :)

2.c. Konsep jajan sebenernya membeli sesuatu. Dia bisa mendapatkan yang ia mau. Apa lagi kalau di kantin, makanan ditata rapih dan mengundang untuk di beli.

Cara 1:
Kita bisa menyiapkan adik sebelum pergi jemput kakaknya. Misalnya, "Adik, sebentar lagi kita jemput kakak. Kita nanti tidak jajan di kantin ya. Adik mau mama bikin kan apa?"

Jadi kita bisa buatkan makanan yang dia suka beli di kantin

Cara 2:
Apabila dia sudah berusia 5+. Sudah bisa diberikan konsep uang Saku. Moms bisa membantu menghitungkan harga jajanan di kantin dan berapa sisa uangnya.

Apabila uangnya kurang, jangan di tambah yaa Moms. Ini juga akan jadi area belajarnya :)


3. Mama Puspita
Assalamualikum kak.. Mau tanya.
Anak usia 5 th sudah diberi uang saku 10.000/minggu. 2 rb (giving), 3 rb (saving), 5 rb (spending). Jika uang 5 rb (spending) sudah habis sebelum seminggu dan anak masih minta untuk jajan, bagaimana cara memberikan pengertian kepada anak?

Jawaban : 
3. Kembali lagi Moms ke "surat cinta". Kita jelas kan kepada anak bahwa uang saku merupakan cara dia mengatur uang, bukan hak apa lagi gaji. Jika belum seminggu sudah habis, jangan dikasih.

Pertama kita bisa ajak Anak diskusi. "memang ya kakak belanja apa aja, kok uang Saku ya sudah habis?"
"minggu depan, mau mama bantu buat hitungkan belanja ya biar cukup?"

Mom's juga bisa memberikan insentif berupa susu coklat kesukaannya di akhir minggu sebagai reward ia bisa mengelola uang dengan baik.

Ingat yaa Moms bisa memang tidak akan mudah tapi bisa. Lebih baik lagi kita menyesuaikan dengan karakter anak. Cara penyesuaiannya dengan observasi dan terus mencoba :) semangaat

4️. Mama Lilis
Mau tanya dong mb shintya
Gimana caranya memberikan pemahaman ke anak misalnya
Anak saya kadang suka ingin barang yang dipunya temennya, padahal menurut saya itu bukan kebutuhan dia. Gimana cara memberikan pengertiannya ya mam?

Jawaban : 
4. Halo Mom Lilis, kayaknya memang sedang umurnya yaa Moms. dan masih sesuai dengan perkembangan usianya yang pada umumnya masih egosentris. tenang aja anak saya juga gtu hehehe.     pemahamannya, kita bisa berempati dulu ke anak "waah iya mainan si Budi memang bagus ya. Tapi kakak kan juga punya mainan robot yang sama"... atau ..." waah mainan budi memang bagus yaa, kalau kakak mau bagaimana kalau kita menabung bersama, Mama siapkan tabungan nanti kita masukkan kesini yaa"

Tanggapan (1) Mama Lilis : 
Berarti gapapa ya mams mewujudkan keinginannya dengan menabung gt? Kalo kisalnya janjiin reward atas usaha dia gt gpp mams?

Tanggapan (2) Mba Shintya : 
Gapapa Moms. Dengan menabung, kita mengajarkan usaha untuk mendapatkan sesuatu. Jadi bukannya kalau dia minta sesuatu pasti dapat :)   

Kalau mau kasih reward atas suatu usaha, boleh banget Mom. Sebisa mungkin rewardnya jangan bentuk uang ya. Bentuknya barang. Supaya tidak memberikan sinyal "money values" yang salah ke anak. :)


5. Mama Risa 
Menanggapi pertanyaan mama lilis.. Boleh tidak sebagai orangtua kita bilang, tidak punya uang.?

Jawaban :
5. Hii Mama Risa, iya boleh tapi jangan sampai memberikan konfil sinyal. Misalnya kita bilang ga punya uang ke anak, tapi kita sendiri terlihat berbelanja di warung (walaupun misalnya beli beras) --> ini akan memberikan sinyal ketidakpercayaan ke anak.


6. Mama Helena
a. Kak Harty, nanya buat kulwap

Curhat dong ....

Anakku sedang suka nonton yutuber cilik yg isinya review mainan aja. Dia berpikir enak banget si yutuber sering dapat banyak mainan. Dia jadi minta beli melulu 😭 aku kudu piye jelasinnya?

b. Anakku ingin berjualan supaya dapat uang buat beli mainan.

Nah kalo dia punya uang dari hasil usahanya nanti jadi terserah dia mau beli apa. Gimana ya supaya pikirannya ga beli mainan melulu?

c. Di usia berapa sebaiknya anak dikenalkan produk2 bank seperti deposito, saham dll?

🙏🙏🙏

Jawaban :
6a. Iyaa ini karena anak belum paham ya mainan itu dapetnya gimana. Mom bisa pakai konsep uang saku, jadi bantu ia berhitung harga mainan. Misalnya mom kasih uang saku 10 rbu. Trus mom aja ke toko mainan, minta dia lihat harga mainannya. dan memilih mainan sesuai budget.--> dia bisa belajar berfikir bahwa ada keterbatasan dana

6b. waaah sudah ada jiwa wirausaha hebat sekali! gapapa Moms salah satu kebutuhan anak saat ini memang mainan. Nanti pelan2 kita bsia bantu dia membentuk kebutuhan yang lain misalnya untuk beli sepeda :)

6c. Di usia sekolah Moms (usia 8-12 tahun) sudah bisa :)


Demikian ringkasan dari materi tentang kulwap “AKU KENAL RUPIAH”. Seru sekali ya. Membuka wawasan kita akan literasi keuangan dini pada anak-anak. Mengenalkan literasi keuangan pada anak bukan hanya semata mengenalkan uang itu sendiri tapi juga menanamkan nilai-nilai positif yang diyakini keluarga, tentang makna uang itu sendiri. Terimaksih banyak Mba Shintya untuk paparan ilmu literasi keuangan untuk anak-anak ini.  Semoga kita bisa menjadi orangtua “melek” ilmu, dan gak tabu lagi berbicara tentang uang pada anak-anak dan juga pasangan.


Kulwap dipandu dan dirangkum oleh Kak Harty 🧡



-SELESAI-




No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Pages