Ruang Mama Online 6 : Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada Anak

Ruang Mama Online Vol. 06
Selasa, 19 Februari 2019
Jam: 19.30-20.30 WIB


NARASUMBER

Nama : Auxilia Paramitha
Suami : Pramantha Wijaya
Anak : Malka Ragnala Sokya

Kegiatan :
ibu rumah tangga
founder @celotehanak.id
@citraelo
Penyiar Most Radio 105.8 fm (Most Music , Mon-Fri 10-1pm)

Pendidikan
Komunikasi - Universitas Paramadina

MATERI

Hai moms, salam kenal 😊 saya Auxilia Paramitha, moms bisa panggil saya Auxi.
Terima kasih untuk kesempatan yang dikasi ke saya ya moms. Di sini saya mau sharing tentang Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada Anak,  terutama dalam kaitannya dengan berkomunikasi dengan orang lain.

Beberapa tips dan cara yang perlu diperhatikan dalam rangka mengembangkan rasa percaya diri anak :

1. Kita harus mengenali karakter anak dulu. Apakah memang tipe yang aktif berpendapat , mampu mengatakan secara jelas apa keinginannya. Atau pemalu. Atau ada juga anak yang seperti “mesin diesel”? Semakin lama berinteraksi baru semakin yakin dan percaya diri untuk ngobrol lebih banyak.

2. Dalam aktivitas sehari-hari, ada cara mudah yang bisa dipraktekkan orang tua. Biarkan anak belajar berinteraksi, berkomunikasi dengan orang lain. Contoh paling mudah ketika membayar di kasir, coba berikan kesempatan pada anak untuk melakukan pembayaran, di situ anak akan belajar untuk berkomunikasi dengan kasir. Pada awalnya boleh didampingi, tapi secara bertahap nanti coba biarkan anak untuk melakukannya sendiri, orangtua duduk di kursi yang tidak jauh dari kasir (kalau memungkinkan).

Cara lain yang bisa dicoba adalah pada saat memesan menu makanan di restoran. Biarkan anak memilih menu yang dia inginkan , dan minta anak untuk menjawab sendiri pertanyaan dari  pelayan yang menanyakan pesanan.

3. Semakin banyak berinteraksi dengan orang lain, secara otomatis akan melatih rasa percaya dirinya. Berikan support kepada anak untuk mengikuti kegiatan yang dia suka. Berikan beberapa pilihan, trial, dan biarkan anak memilih. Ketika anak mengikuti  suatu kegiatan yang dia suka dan tidak terbebani, besar kemungkinan anak akan mencapai hasil maksimal dalam kegiatan tersebut.  

Kemudian kalau memang ada lomba terkait kegiatan tersebut, dukung anak untuk mencoba ikut lomba. Tapi dengan catatan : jangan bebani anak dengan “harus jadi juara”. Kata-kata sakti yang saya gunakan untuk anak saya : “dengan kamu berani mencoba ikut kompetisi, itu sudah hebat. Apapun hasilnya, kamu hebat!”.

Tentunya kita tahu ya moms, tiap anak itu berbeda. Selalu sabar dan semangat untuk membimbing anak menemukan bakatnya ya 😊 Karena dengan mengasah bakat ini juga bisa menambah rasa percaya diri anak. Ketika dia tau bahwa dia jago menggambar, jago dance, jago basket atau apapun itu, otomatis rasa percaya dirinya bertambah.
Jangan lupa, selalu berikan pujian untuk anak untuk usaha yang sudah mereka lakukan. Salam hangat dari saya

TANYA JAWAB

1. Mama Byan
Tanya :
a. Apakah sering / rutin mengajak main anak (2-3 tahun) di luar rumah bareng teman-teman mrpakan salah satu cara meningkatkan rasa percaya diri?
b. Apakah anak yg "ngalahan" dan "hati-hatian" berarti anak yg kurang punya rasa percaya diri?
c. Jika iya, bagaimana cara mengatasinya?
d. Apakah cara-cara mengatasi kepercayaan diri pada anak ini berlaku sama utk anak perempuan & laki-laki atau berbeda?
e. Apakah anak yg sering dibentak dr kecil jd slh satu faktor kurangnya percaya diri?
f. Jika iya, bgaimana mngembalikan kepercayaan diri si anak selain mngurangi membentak anak?

Jawab :
Halo mama Byan, salam kenal. Menjawab pertanyaan mama Byan :
a. Ya. Mengajak anak-anak untuk bersosialisasi , berkomunikasi dengan orang lain sejak dini tentu akan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Ini adalah kesempatan anak untuk berlatih menghadapi orang lain dengan cara paling “mudah” >> bermain bersama.

b. Untuk anak yang “ngalahan” dan “hati-hatian” , coba dilihat apakah ini hanya dilakukan ketika berada di lingkungan baru atau memang sehari-hari di rumah pun seperti itu.

Berdasarkan sharing saya dengan para ibu dan juga berdasarkan pengalaman saya bertemu dengan anak-anak yang “hati-hati” , hal ini cenderung terbentuk karena kita sebagai orangtua terkadang ingin melindungi anak semaksimal mungkin, membuat keadaan senyaman mungkin untuk anak. Kita takut akan keadaan yang membuat anak tidak nyaman. Yang kadang kita lupa, nantinya pada saat dewasa tidak semua keadaan akan menyenangkan untuk anak.

Jadi kehati-hatian anak ini bukan melulu artinya  tidak percaya diri, tapi bisa jadi si anak belum yakin apakah keadaan sekitar “aman” untuknya sehingga anak pun bingung harus bersikap seperti apa.

c. Yang bisa dilakukan adalah berikan kepercayaan kepada anak untuk bersikap. Di sini misal contohnya ada kekhawatiran “bisa nggak ya A nanti field trip ngga saya temenin? Nanti makan gimana dll?”

Nah coba berikan kepercayaan pada A bahwa dia pasti bisa sendiri, toh ada guru yang menjaga. Misalpun kita sebenarnya masih khawatir dalam melepas anak, jangan sampai si anak tau. Harus pintar-pintar akting ya moms di depan anak 😬Jadi tetap berikan support dan bilang “have fun ya nak!”
Ini contoh kecil ya.

d. Cara mengatasi kepercayaan diri pada anak lebih ke penyesuaian karakternya, bukan soal gender.
Saya pernah bertemu dengan anak laki-laki yang sangat pemalu untuk berbicara di depan teman-teman barunya. Tidak sedikit pun kata yang keluar. Sekalinya keluar pun kata-kata “nggak mau ngomong” ! Pendekatan yang saya lakukan lebih personal dibanding anak-anak lain, di hari pertama dia cuma mau bisik-bisik ke saya, besoknya mau ngomong di depan kelas asal ada teman, besoknya lagi berani ngomong di depan kamera.

Ketemu dengan anak perempuan yang pemalu dan “mesin diesel” pun pernah. Pendekatannya sama, secara personal. Di mana akhirnya anak perempuan yang dari awal tidak ada suaranya, di hari terakhir malah dia yang nggak mau pulang karena masih mau main sama teman-teman yang lain.  Laki, perempuan, kalau pemalu, biasanya pendekatan yang saya lakukan adalah pendekatan personal. Artinya di sini cara untuk meningkatkan rasa percaya diri lebih melihat kepada karakter ya mama. Dalam prosesnya, diperlukan kesabaran dari orangtua.

e. Menurut artikel2 yang saya baca, ya membentak anak akan berpengaruh pada rasa percaya dirinya. Salah satu artikel https://www.google.co.id/amp/s/amp.kaskus.co.id/thread/5adeb199582b2ebd3a8b456c/dampak-buruk-membentak-anak

f. Selain mengurangi membentak anak, hal yang bisa coba dilakukan adalah mencoba berkomunikasi secara positif untuk hal-hal yang selama ini memicu terjadinya bentakan.
Misal anak nggak mengerjakan PR nya dan biasanya dibentak, ini diganti caranya dengan bertanya kenapa PR belum dikerjakan. Kembali lagi ke soal akting, orangtua memang harus banyak belajar akting tenang, saya juga masih belajar kok mama ;)
Bentuk nyata lain adalah support anak dalam tiap kegiatannya. Biarkan dia menyalurkan bakat sesuai yang dia mau.

Tanggapan Mama Byan :
Terima kasih Mba Harty dan Mba Auxi untuk penjelasannya.
Iya, setelah baca-bacadr pertanyaan dan jawaban2nya, mungkin Byan termasuk yg mesin diesel juga ya, krn baru semangat belakangan kalau di acara2. Tapi lucunya kalo pas main, dia pasti gak mau lsg main cuma liatin aja, setelah 10-15 menit baru ikut main (selama itu udah dibujuk-bujuk juga). Dan pas main gak pernah ketinggaln bilang "permisi byan mau lewat"

Tanggapan Mba Auxi :
Iya mba, memang ada tipe anak yang maunya mengamati dulu, baru nanti ikutan main. Gapapa , sering2 aja diajak ke tempat main supaya terbiasa sering ketemu orang baru, semoga  jadi terlatih yaa untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya.

2. Mama Ayesha
Tanya :
Hallo kak.. Saya bunda dari ayesha.. pertanyaan saya
Ayesha itu tipe anak yg suka berbicara dan bertanya percaya dirinya besar tapi itu terjadi  dilingkungan yg dia kenal dan dia sukai.. tetapi dia pemalu ketika bertemu orang baru atau teman yg sepantaran dengan usianya.. kalau seperti itu tipe anak pemalu atau percaya diri ya.. solusinya ya.. Makasih..

Jawab :
Haloo mama Ayesha, salam kenal 😊
Sayangnya saya belum pernah ketemu Ayesha jadi saya belum melihat seperti apa interaksi Ayesha dengan orang lain. Kalau Ayesha hanya malu di awal ketemu orang baru tapi setelah beberapa saat Ayesha bisa mulai ngobrol dan main bareng, bisa jadi Ayesha adalah tipe observer yang orang sering bilang “mesin diesel” jadi panasnya belakangan.

Tapi untuk anak seperti Ayesha yang suka bicara dan bertanya, coba diarahkan ke kegiatan yang sesuai, yang dia memang tertarik banget, di mana kondisinya akan memancing keinginan Ayesha untuk aktif berbicara. Pada dasarnya cara untuk melatih rasa percaya diri anak adalah sering-sering ajak dan biarkan anak berinteraksi dengan teman-teman baru.

3. Mama Arie
Tanya :
Kebetulan masalah anak"ku niiiih, tips" nya Udah aku praktekin semua, Anakku yg umur 12 tahun, malah sebenernya serba bisa, tapi tetep aja PDnya down kalo Ada kesempatan Lomba, dll dia tuh Kaya ga yakin gitu. Apa efek punya sibling ABK yaa, yang PDnya malah super, jadi dia berasa sibling rivalry gitu? Karena dari awal Kita ga bandingin, tapi dia selalu bilang jealous, kalo ABK walaupun kemampuannya di bawah rata", tapi orang selalu appreciate. (mungkin Karena sebelumnya mereka underestimate sebelum liat kemampuan si sibling yg ABK ini).

Sementara Anakku yg lain, umur 5 tahun, sudah masuk semester ke 2 masih suka nangis kalo ke sekolah (hanya diantaranya saja), alasannya dia takut minta tolong sama gurunya kalo butuh bantuan di sekolah.
Mohon tips"nya lagi🙏🏼
Makasih banyaaaak 😍

Jawab :
Halo Mama Arie salam kenal ,
Kalau untuk anak yang umur 12 tahun, kalau dia sudah bilang jealous berarti permasalahannya jelas. mama bisa berikan pujian lebih banyak dari biasa untuk semua usahanya , support terus untuk lomba tanpa harus memikirkan target. Mungkin bisa bilang ke anak selama dia enjoy ikut kompetisi, just do it.

Keadaan lingkungan sekitar yang sering appreciate ke sibling yang lain, pasti akan memberikan “tekanan” sendiri untuk anak. Berarti harapannya adalah support dan perhatian dari papa mama yang lebih besar daripada biasanya. Salah satunya bisa puji secara detail prestasi yang dibuat, tanyakan perkembangannya dll. Tunjukkan bahwa orangtua benar-benar tertarik dengan apa yang dilakukannya.

Kalau untuk anak yang 5 tahun, apakah sudah ditanya detail kenapa anak merasa takut minta tolong sama guru? Atau mungkin ditanya keadaan yang bikin anak nggak nyaman di sekolah itu apa.

Kalau memang ada waktu, mungkin mama bisa menemani ke sekolah dan melihat interaksi anak dengan yang lain, apakah mungkin ada yang bikin nggak nyaman. Karena kadang anak belum bisa menemukan kata yang tepat untuk menyampaikan ketidaknyamannya. Jadi kembali lagi kalau memungkinkan, mama bisa menemani dan memperhatikan aktivitas anak di sekolah untuk sementara waktu, ini tujuannya supaya anak merasa “aman” ada mama yang bantu, tapi di saat bersamaan mama bisa mencari tau keadaan apa sebenarnya yang membuat anak tidak nyaman .

Kalau sudah ketemu keadaan yang nggak bikin nyaman, maka solusi bisa dicari dan pelan-pelan anak bisa diajarin untuk berani dan percaya diri di sekolah.

Tanggapan Mama Arie :
Terima kasih jawabannya mbak Auxi 🙏🏼 untuk anak pertama bisa dicoba lagi puji"annya, 😅 Sementara yg umur 5 tahun ini, belum ketemu niiih masalahnyaaa. Karena tiap pulang sekolah dia happy..

Tanggapan Mba Auxi :
Terus sabar mengamati ya mbaa , anak2 kan gitu kalau udah ketemu yang bikin happy jadi lupa sama yang bikin nggak nyaman. Tapi kalau hal yang bikin nggak nyama

4. Mama Rani
Tanya :
Kak mau tanya utk mb Auxi ya..
1. Sy ibu 2 anak, si kakak cowok 3,5 thn, adiknya cewek 1 thn. Seringkali ketika sy berinteraksi dgn si adik, kakakny seperti merasa cemburu. Semisal ketika sy pulang kerja, datang langsung peluk kk, tapi kemudian menyusui si adik, eh..kk nya jadi seperti tantrum gitu. Adiknya diusilin, kadang sy jg ditendangin. Udah dilarang baik2, tapi kok si kk cuek aja ya? Teteup...aja mukulin sy. Kadang nendangin adiknya, walaupun tidak keras, adiknya sih gak sampe nangis.. Gitu gimana ya mbak?

2. Gimana cara komunikasi efektif pada anak 3,5 thn? Terutama ketika dia berbuat (yg menurut saya) salah/ tindakan mengganggu lainnya. Soalny sy masih sering kelepasan bicara dgn nada agak tinggi, terutama saat si kk ngusilin adiknya.

3. Si kakak sekarang jdi suka berteriak2 dan marah2 walaupun hanya karena masalah sepele, seperti saat mainan baloknya dirobohkan adiknya, atau saat adikny ikut mainan dgn si kk, sambil bilang "ih adek jangan, itu mainan aq, gak boleh..!" Gimana cara mengatasinya ya mbak? Sampai usia berapa sih anak mulai mau berbagi dgn teman/ saudaranya? Terima kasih y mb. Maaf kepanjangan tanya hehe..

Jawab :
Hello mama Rani, salam kenal
1. Untuk sikap kakak, sepertinya memang benar ada rasa cemburu ya. Kalau memang dirasa sudah berlebihan, mungkin bisa dikonsultasikan ke pakar terkait ya mama. Tapi kalau saran dari saya, bisa mama meluangkan waktu untuk pergi berdua dengan kakak. Apakah ke playground, atau sekedar jalan-jalan. Teknik ini dipakai oleh sahabat saya yang punya 2 anak. Jadi si kakak tetap merasa mama punya porsi perhatian yang sama seperti sebelum ada adiknya.  Bonding time tentunya penting banget ya ma dengan anak. Sekedar menjadi teman bermain di rumah pun itu bisa hal menyenangkan untuk anak.

2. Untuk berkomunikasi dengan anak, yang saya terapkan adalah jangan pernah anggap anak tidak akan mengerti apa yang kita bicarakan, bicara ke anak ya sama seperti kita berbicara dengan orang dewasa, hanya dengan bahasa yang mudah dipahami. Untuk posisi tubuh saat berbicara pun coba posisikan di level yang sama. Misal mama berjongkok jadi bisa kontak mata saat berbicara atau menasihati anak. Berbicara dengan nada tegas tapi bukan membentak, lihat ke mata anak tapi bukan melotot. Seperti bicara serius meminta pengertian dari anak. Kalau dalam pengalaman saya, kalau ngomel2 anak nggak mendengarkan, tapi kalau diajak bicara serius dan baik-baik malah lebih cepat mengiyakan. Untuk perbuatan yang mengganggu, misal mengusili adik. Tanyakan baik2 kenapa kakak melakukan itu. Biarkan kakak memberikan jawabannya, mengungkapkan perasaannya, baru setelah itu dinasehati.

3. Kalau untuk soal berbagi, yang saya praktekkan dari kecil saya biarkan anak untuk berbagi dengan temannya. Tapi dengan catatan yang mau meminjam harus meminta ijin terlebih dulu kepada pemiliknya. Begitu juga kalau anak mau meminjam barang, ajari untuk meminta ijin. Mungkin bisa dibikin kayak role play gitu mama, ketika si adik meminjam , kemudian nggak lama dikembalikan, dan tunjukkan ke kakak bahwa mainannya tetap baik2 saja dan kembali ke tangannya walaupun sempat dipinjam adik. Untuk lebih detail lagi tentang sikap kakak yang didasari rasa cemburu ini, bisa diobrolin dengan pakar terkait ya ma..

5. Mama Mada
Tanya :
Untuk pertanyaan kulwap dengan tema "percaya diri", ada yg mau saya tanyakan :
(Titipan teman) Bagaimana membangkitkan rasa percaya diri pada anak dari single parent dan pasangan tidak mau terlibat urusan anak bahkan sedari belum berpisah ? Karena Bapaknya menganggap anak urusan Ibunya
Semoga berkenan dengan pertanyaannya ya Kak 🙏

Jawab :
Hai Mama Mada, salam kenal 😊
Sampaikan salam saya untuk teman mama yang menitipkan pertanyaan ya. Hal ini akan jawab berdasarkan pengalaman pribadi saya. Saya pernah menjadi single parent selama 6 tahun. Membesarkan anak laki-laki. Di mana saya berpikir anak saya harus tumbuh jadi anak yang percaya diri dan kuat.

Secara langsung maupun tidak, travelling bersama anak bisa memupuk rasa percaya dirinya. Karena hal ini yang saya lakukan pada anak saya  pada saat travelling : memberikan “tanggungjawab” untuk dia memegang tasnya sendiri (walaupun isinya cuma cemilan) . Membiarkan dia berjalan di depan saya, membiarkan dia mengeksplor tempat-tempat baru (anak saya suka jalan-jalan, nggak bisa duduk diam) > misal ketika di bandara , dia mau jalan2 melihat keadaan sekitar ya saya biarkan, selama dia masih bisa melihat saya di mana, begitu juga sebaliknya.

Dengan travelling, anak juga terbiasa bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang.
Kalau travelling dirasa tidak mungkin, ajak anak pergi berdua ke suatu tempat , biarkan dia memilih tempat yang dikunjungi apakah itu museum, mall atau yang lain, biarkan anak memilih kegiatan yang mau dilakukan, atau sekedar memilih makanan yang dia mau. Rasa percaya diri bisa tumbuh bahkan dari hal sesederhana diberikan kebebasan mengungkapkan keinginan/pendapatnya.

Ajak anak untuk mengikuti kegiatan lain di luar sekolah, sesuai dengan yang dia suka. Lagi-lagi, biarkan dia memilih yang dia suka, selama kegiatannya positif mama terus dukung saja. Tiap anak punya bakat yang berbeda, tinggal kita sebagai orangtua yang bantu gali. Sama seperti kita yang akan PD dengan hal yang bisa kita kerjakan dengan baik, anak pun juga akan merasa semakin percaya diri kalau dia tau bahwa dia bagus di suatu bidang tertentu.

Yang juga harus dilakukan oleh mama adalah tunjukkan bahwa semua baik-baik saja. Tidak ada yang berubah. Memang berat untuk melakukan semuanya sendiri, tapi bukan tidak mungkin semangat terus ya teman Mama Mada.

6. Mama Tsaqief
Tanya :
Mbak Auxi daku bertanya ttg anakku tsaqief 2 tahun 11 bulan, les baca tapi mamak ikutan masuk kelas,,, awal trial aman sendiri, sampe udah masuk 6x aman, nah yg pertemuan ke 7 minta mamak masuk kelas, nah di les itu kalo anak minta temenin gpp, harus sampe anak yg bilang mamal tunggu diluar aja, baru emak boleh keluar, cuma rasanya kok gak lepas2 anakku, padahal kan sejam nungguin dia diluar mamak bisa baca komik,,,anak daku supel makk, kebiasaan liat mamak ngerumpi, pede kuadrat sampe meja teman pun dijadikan catwalk, cuma itulah kenapa les ditemenin.

Yg kedua..... Ini kapan berakhir ya masa2 dia gak mau berbagi, maen sama2 dibawah kalo temen yg maen gak sering ketemu, dg dia kepala anak org di pukulin, susah aku, bikin malu, bisa bikin nasi cewek2 semua yg lagi maen, hiks,,, mohon pencerahan nya mbak Auxi yaa thx b4.

Jawab :
Coba saya jawab ya mama Tsaqief.. kembali lagi kalau anak minta ditemani mama, ini artinya anak mencari kenyamanan dan rasa aman.. apalagi kalau sebenarnya tsaqief anak yang PD dan supel. Coba diamati soal apa yang terjadi di dalam kelas, mama tsaqief bisa intip sesekali.

Tapi kalaupun sekarang tsaqief maunya ditemenin, gpp mama ikuti saja dulu, apalagi tsaqief masih 2 tahun, jangan pernah tinggalin diam2 ke luar kelas ya, nanti malah semakin merasa insecure dikira mamanya mau ninggalin. Semangat nemenin tsaqief yaa mama 💪🏻

Nah kalau soal kapan berakhirnya, seperti tadi sempat saya sampaikan, kalau mama sudah merasa sikap tsaqief berlebihan, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan psikolog anak. Bukan karena anak bermasalah, tapi supaya kita tau bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi keadaan ini.

Saya juga berkonsultasi dengan psikolog anak kok, karena saya mau tau kualitas komunikasi saya dengan anak seperti apa.. dan apakah ada yang harus diperbaiki. Semangat semangattt ya mama.

PENUTUP

Terima kasih mba Harty, dan mama-mama dari keluarga Teman Main. Semoga obrolan hari ini bermanfaat ya.

Tiap anak punya karakter yang unik, minat yang berbeda, nggak akan bisa kita bandingkan 1 anak dengan yang lainnya. Tetap semangat untuk membantu anak menemukan minat dan bakatnya ya mama , dan semoga dengan ini bisa menambah rasa percaya diri anak

Dan tentunya saya tunggu yaa di kelas @celotehanak.id 😉

____________________

Kulwap dipandu dan dirangkum oleh Kak Harty

Terima kasih :)


-SELESAI-

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Pages